Dalam bersosialisasi, tiap orang punya cara sendiri. Hal itu lagi-lagi tergantung pada kepribadian masing-masing orang. Kepribadian yang ekstrovert (terbuka) jelas lebih mudah bersosialisasi ketimbang yang introvert (tertutup). Akan tetapi kalau melihat tipe kepribadian KSMP atau DISC, maka yang sanguin atau influence tampaknya bakal lebih mudah menjalin hubungan dengan lebih banyak orang.
Di sini juga terletak apa yang dinamakan
defence mechanism. Secara teoretis, dalam psikologi pengertiannya adalah suatu
sistem mekanisme yang bekerja ketika ”aku” atau ”ego” terserang. Batasan
terserang inilah yang membuat munculnya apa yang disebut ”ranah privat”. Dalam
”ranah privat”, individu menyimpan rapat-rapat apa pun yang ada di dalamnya dan
tidak boleh seorang lain pun tahu tanpa seizinnya.
Nah, saat bersosialisasi, tentu kita akan membuka diri
kepada orang lain untuk masuk ke dalam ranah privat kita. Karena selain
memperkenalkan diri, tentunya kita akan memberikan cara bagi orang yang menjadi
lawan bicara untuk dapat mengontak kita di kemudian hari. Makin sempit ranah
privat seseorang, makin aman dia dalam kehidupannya. Artinya, ia tidak memiliki
”rahasia hidup” yang harus disembunyikannya sedemikian rupa.
Orang yang mudah bersosialisasi juga berarti pribadi yang
berpikiran terbuka (open mind), memiliki rasa toleransi tinggi sehingga sanggup
menerima perbedaan, dan tentunya mudah menerima hal baru. Dengan demikian, ia
akan dapat dengan ringan menjalin hubungan baru karena dalam hidupnya segala
sesuatu ’baik-baik saja’.
Harus diingat, ’baik-baik saja’ bukan berarti ’tidak ada
masalah’, namun yang bersangkutan mampu menanganinya dengan baik. Secara internal,
kejiwaannya sehat sehingga defense mechanism-nya bekerja minimal. Memang, tidak
ada hidup yang sempurna. Semua pasti punya masalah pribadi. Namun bagi yang
berpribadi kuat dan berjiwa sehat, masalah pribadi itu tidak sampai mengemuka
ke ranah publik.
Artinya, ia tidak perlu membawa-bawa masalah di rumah ke
kantor misalnya. Ini tentu akan berimbas pada sifat profesional yang antara
lain terwujud dengan sikap menghargai orang lain. Namun di atas itu semua, ia
justru lebih menghargai diri sendiri dengan proporsi sepantasnya. Karena bila
berlebihan maka ia lantas jatuh lagi pada penyakit kejiwaan lain yaitu
narcissisme.
Manfaat bersosialisasi tentu banyak, karena bagaimanapun
kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Akan tetapi, kerap kali
dalam hidup kita dapati orang-orang yang tidak mau bersosialisasi. Mereka
seolah tidak membutuhkan orang lain. Padahal, sebenarnya itu mereka lakukan
karena takut masalah pribadi mereka yang disimpan rapat di ranah privatnya
terekspos ke ranah publik.
Di sini kita sering lupa, bahwa kita sendiri sebenarnya
berhak menentukan sampai seberapa jauh orang lain dapat masuk ke ranah privat
kita, tanpa harus menghindarinya sama sekali. Karena bila kita menolak sama
sekali orang lain masuk, maka kita menjadi makhluk asosial yang aneh. Dengan
pengertian itu, maka seharusnya kita tahu bahwa orang lain yang terhubung ke
kita memiliki tingkatan. Ada yang kita anggap bak saudara sendiri, sahabat,
karib, teman dekat, teman kantor, teman organisasi, teman bisnis, teman biasa,
teman masa sekolah, pacar, pasangan hidup, temannya teman, atau sekedar pernah
ketemu. Bahkan di era web 2.0 itu muncul lagi istilah teman virtual atau teman
di dunia maya. Ada teman chatting, teman Friendster atau teman FaceBook. Bisa
juga ada kategori teman tapi mesra, hehehe.
Itu semua sebetulnya cuma menunjukkan kalau kita
sejatinya bisa punya banyak kategori teman. Tapi mereka yang asosial rupanya
beranggapan hanya ada satu jenis teman dan itu berbahaya karena akan masuk ke
ranah privat mereka. Padahal, bersosialisasi akan memudahkan membentuk
jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa dipastikan lebih mudah
meraih kesuksesan dalam hidup.
Teman atau jaringan yang kita punya akan menolong kita
tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan, sifatnya mutualisme atau
sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin banyak teman maka akan
makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya saja saat butuh tiket
pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan atau agen perjalanan
tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan. Anda bisa mencari
sendiri contoh-contoh semacam itu. Itulah antara lain manfaat bersosialisasi
dan berjejaring.
Sumber: https://lifeschool.wordpress.com/2009/01/11/manfaat-sosialisasi-berjejaring/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar