Jumat, 30 Januari 2015

Harga Minyak Melorot, Wall Street Akhir Pekan Ikut Melemah

NEW YORK, KOMPAS.com — Kinerja cemerlang dari Apple, Boeing, dan sejumlah perusahaan blue chip tak cukup mampu menopang laju bursa saham AS, menyusul menguatnya dollar AS, anjloknya harga minyak global, serta pemilu di Yunani.

Pada penutupan bursa dini hari tadi, Sabtu (31/1/2015), indeks Dow Jones Industrial Average tumbang 507,65 poin (2,87 persen) menjadi 17.164,95. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 56,83 poin (2,77 persen) menjadi 1.994,99, sedangkan indeks teknologi Nasdaq Composite Index melemah 122,64 poin (2,58 persen) menjadi 4.635,24.

Volatilitas terjadi di bursa saham AS dalam sepekan ini. "Begitu banyak isu yang dipertimbangkan investor pada pekan ini. Tidak stabil, itulah gambaran umumnya," ujar Mace Blicksilver, Direktur Marblehead Asset Management.

Blicksilver bersama para analis lainnya melihat kondisi saat ini hampir sama dengan yang terjadi pada akhir 1990, ketika terjadi penurunan harga minyak dan menguatnya dollar AS sehingga menyebabkan terjadinya pelemahan di bursa saham.

Pada pekan ini, harga minyak turun di level terendah dalam beberapa tahun terakhir setelah cadangan minyak AS menyentuh level tertinggi.

Berbagai perusahaan minyak global, seperti Chevron, ConocoPhillips, dan lainnya, terus memantau perkembangan yang terjadi serta dampaknya terhadap pengurangan tenaga kerja. Demikian juga dengan wilayah yang perekonomiannya tergantung pada minyak. Kondisi belakangan ini benar-benar terus menjadi perhatian.

sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/31/084832226/Harga.Minyak.Melorot.Wall.Street.Akhir.Pekan.Ikut.Melemah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar